Apakah kita sudah berjuang dengan sekuat tenaga untuk mewujudkan cita-cita kita? Jika belum, pacu diri menjadi lebih baik. Niscaya, pintu menuju sukses selalu terbuka.
“Mengapa harus khawatir? Jika kamu sudah melakukan yang terbaik dari apa yang kamu bisa lakukan, khawatir tidak akan membuat sesuatu jadi lebih baik.” Ungkapan Walt Disney, pencipta tokoh kartun legendaris Mickey Mouse dan kawan-kawan itu memang benar adanya. Jika kita memang sudah merasa melakukan yang terbaik, mengapa tidak menyerahkan hasilnya pada Sang Pencipta? Di sinilah konsep pasrah menjadi suatu hal yang positif. Yakni, bukan sekadar menyerahkan pada kehendak takdir, tapi berserah setelah berusaha memberikan yang terbaik.
Pertanyaannya, apakah benar bahwa yang sudah kita lakukan itu merupakan hal paling baik yang bisa kita lakukan? Apakah yang sudah, telah, dan sedang kita lakukan itu benar-benar merupakan hal pungkasan yang bisa kita jalankan? Apakah kita sudah benar-benar berdaya dan berupaya secara maksimal untuk mencapai hasil yang kita dambakan?
Ukuran paling baik ini memang berbeda-beda bagi setiap orang. Namun, seperti yang sering saya katakan, “If better is possible, good is not enough.” Jika lebih baik memungkinkan, baik saja tidak cukup! Hal ini patut kita renungkan. Apalagi jika kita mendapati sesuatu belum sesuai dengan apa yang kita cita-citakan.
Untuk mengetahui sudah seberapa maksimal kita berusaha, memang tak bisa dilihat dari sudut pandang kita sendiri. Ibarat berdandan, kita butuh cermin untuk tahu mana bagian dari tubuh dan busana yang harus diperbaiki agar dandanan bisa maksimal. Begitu juga dengan kita dalam berusaha. Jangan pernah membandingkan hasil kita dengan orang lain dan berkata, bahwa kita sudah berupaya seperti dia, tapi mengapa hasilnya belum sepadan dengan apa yang didapatnya. Sebab, yang tidak pernah kita tahu, bisa jadi ia berlatih, berjuang, berupaya, jauh lebih keras dari kita.
Seperti yang sering saya tekankan pada para atlet pada saat saya diundang untuk memotivasi mereka. Sudah jelas mereka adalah orang-orang pilihan. Sudah pasti mereka juga berprestasi. Bahkan, mereka pun sudah berlatih sangat keras dan ekstra disiplin. Tapi, mengapa masih banyak atlet lain yang mampu lebih unggul? Jawabannya satu. Mereka yang lebih unggul berusaha lebih baik dan lebih keras. Itulah yang membuat perbedaan satu dengan yang lainnya. Ibarat petinju, saat kedua petinju sudah luka parah. Sama-sama pula sempoyongan dan mulai kehabisan tenaga. Maka yang menang adalah ia yang berusaha lebih baik. Satu pukulan saja bisa membedakan hasil yang didapatkan. Satu tekad yang lebih kuat saja bisa menjadi pembeda yang luar biasa.
Sekali lagi, if better is possible, good is not enough. Jika lebih baik memungkinkan, baik saja tak kan pernah cukup. Namun, jika memang kita memang sudah merasa memberikan yang terbaik dari apa yang kita bisa, jangan pernah khawatir. Hasil luar biasa pasti akan kita dapatkan.
Terus berikan yang terbaik. Perjuangkan segalanya dengan maksimal. Jadikan segala sesuatu lebih dan lebih baik lagi. Maka, jalan menuju sukses, selalu terbuka.
sumber